Kamis, 01 Oktober 2015

SPRIGGAN



Aku abadi karena kutukan  archamen. Salah satu percobaan sihirku yang gagal, yang menyebabkan seluruh negri tempat tinggalku hancur, dan mengambil orang orang yang aku sayangi. Archamen adalah gelombang sihir yang dapat menghilangkan unsur kehidupan makhluk hidup. Semakin aku merasakan kasih sayang, semakin besar jangkauan sihir archamen menghilangkan kehidupan sekitarku.
Kosong, begitulah yang kurasakan selama ini, setiap aku menyayangi makhluk hidup, maka hidupnya akan hilang dengan sihir archamen ku yang tidak terkontrol, kapan sihir ini akan aktif aku juga tidak dapat mengetahuinya. Yang aku tahu semua tumbuhan mati, hewan-hewan hanya tergeletak tidak bernyawa, benci dan marah, seperti itu yang aku rasakan setelah sihir itu keluar. Hingga akhirnya aku putuskan lebih baik aku mati, sudah cukup aku merusak kebahagiaan orang lain.
Kalimaya tahun 2991 masehi, hingga saat ini aku telah hidup lebih dari 3000 tahun, sudah tak terhitung berapa kali aku mencoba bunuh diri, dan akhirnya aku masih hidup disini. Aku menciptakan ratusan monster untuk membunuhku dan hasilnya tidak satupun dari mereka yang bisa membunuhku, justru mereka yang aku ciptakan telah terbunuh karena sihir archamen-ku. Sudah 2 tahun terhitung sejak aku terakhir kali aku makan, dan yang kurasakan hanya sakit tanpa kemtian. Setiap senja aku selalu menatap matahari, terasa iri rasanya ketika hari ini berakhir, dan hidupku tidak berakhir.
Hari ini aku akan melanjutkan berpindah ke tempat yang jauh dari jangkauan manusia, aku tidak ingin menyakiti makhluk hidup yang lain. Seharian aku berjalan hingga aku melihat pantai, aku berharap tidak ada seorang pun yang ada disini. Aku hanya duduk terdiam melihat bangkai ikan paus, rasa iri muncul sambil berucap didalam hati, sungguh beruntung ikan paus ini bisa mati. Kudengar suara tangisan dari arah kejauhan yang membuatku berpaling dari lamunanku, aku melihat seorang bocah yang menangis kencang sedang dikejar oleh pasukan dewan sihir. Bocah ini berteriak dari kejauhan meminta tolong kepadaku, aku merasa iba dan memutuskan untuk membantunya. Aku biarkan bocah itu lari melewatiku dan aku menghadang para pasukan dewan sihir dengan kemampuan sihir yang aku bisa. Tidak seorang pun dari pasukan dewan sihir aku biarkan melewatiku, hingga aku dengar suara kuda yang mengikik dari kejahuan, segerombolan pasukan dewan sihir datang dengan menunggangi kuda. Kepalaku terasa pusing, dan aku terjatuh tersungkur. Dengan mata masih terbuka, aku lihat sekali lagi bagaimana sihir archamen keluar merenggut nyawa para pasukan dewan sihir. Gerombolan pasukan berkuda yang melihat sihir archamen, seketika berhenti sambil ketakutan dan berteriak memberi perintah untuk mundur karena spriggan sang penyihir kegelapan ada di Kalimaya.
Bocah yang aku tolong itu kembali menghampiriku, aku langsung memintanya untuk menjauh, bagaimanapun juga archamen bisa keluar kapan saja. Namun bocah ini bertanya dengan polos apakah aku benar-benar spriggan sang penyihir kegelapan yang terkenal itu. Aku menjawab iya, akulah spriggan yang terkenal itu. Aku berbincang-bincang cukup lama, sekarang aku paham kenapa bocah ini dikejar oleh pasukan dewan sihir. Bocah ini mengambil bunga fuchsia yang memiliki khasiat menyembuhkan ibunya yang sedang sakit.
Aku mengantar bocah ini kerumahnya, dan aku olah bunga fuchsia untuk kujadikan obat bagi ibu bocah ini. Setelah ibu bocah ini sadar, tidak lama pasukan dewan sihir mendobrak masuk kerumah dan menangkap kami bertiga. Aku dapat meloloskan diri, namun aku tidak berhasil menolong bocah itu dan ibunya. Bocah itu dan ibunya dibawa ke penjara, karena didakwa memiliki hubungan dengan aku yang ditolak kehadirannya oleh negeri manapun.
Aku pun berusaha menolong bocah itu dan ibunya, tidak kuduga, sudah banyak pasukan yang menungguku di dekat penjara, aku balik tanah pijakan para pasukan itu dengan sihirku, dan aku hempaskan para prajurit yang masih sanggup berdiri dengan sihir penolak. Semua sihir yang akan mengenaiku telah tertolak menjauh. Aku benar benar marah karena dewan sihir telah menangkap orang yang tak bersalah. Setelah aku cari cari ternyata bocah dan ibunya berada di bawah tanah karena akan dihukum mati. Dengan cepat aku bebaskan bocah dan ibunya, aku tidak ingin mereka berdua mati, karena bocah itu sudah berjuang demi kesehatan ibunya dengan mencuri bunga fuchsia. Sayangnya aku tidak bisa melepas kalung sihir yang dipasang oleh sipir penjara dari leher mereka berdua, kami bertiga tetap berlari dari kejaran pasukan dewan sihir yang tersisa. Tanpa aku ketahui kepala sipir penjara berhasil menghadang kami, kemudian ia menyatukan semua jari tangannya dan membacakan kalimat sihir. Tiba-tiba kalung sihir yang digunakan bocah dan ibunya mengecil hingga membuat mereka berdua berteriak dan akhirnya kepala mereka berdua terpotong karena kalung sihir itu mengecil dan kembali digenggam oleh kepala sipir tersebut. Aku benar-benar marah dan tanpa kusadari archamen terlepas sangat dahsyat hingga membuat hampir seluruh negeri Kalimaya hancur. Saat aku terbangun karena melepaskan sihir yang sangat besar dengan waktu yang singkat hingga membuatku pingsan, yang kulihat hanya tanah yang tandus dan hewan mati dimana-mana. Kembalilah aku bersedih dan benar-benar bingung harus berbuat apa lagi.