Aku
abadi karena kutukan archamen. Salah
satu percobaan sihirku yang gagal, yang menyebabkan seluruh negri tempat
tinggalku hancur, dan mengambil orang orang yang aku sayangi. Archamen adalah
gelombang sihir yang dapat menghilangkan unsur kehidupan makhluk hidup. Semakin
aku merasakan kasih sayang, semakin besar jangkauan sihir archamen
menghilangkan kehidupan sekitarku.
Kosong,
begitulah yang kurasakan selama ini, setiap aku menyayangi makhluk hidup, maka
hidupnya akan hilang dengan sihir archamen ku yang tidak terkontrol, kapan
sihir ini akan aktif aku juga tidak dapat mengetahuinya. Yang aku tahu semua
tumbuhan mati, hewan-hewan hanya tergeletak tidak bernyawa, benci dan marah, seperti
itu yang aku rasakan setelah sihir itu keluar. Hingga akhirnya aku putuskan
lebih baik aku mati, sudah cukup aku merusak kebahagiaan orang lain.
Kalimaya
tahun 2991 masehi, hingga saat ini aku telah hidup lebih dari 3000 tahun, sudah
tak terhitung berapa kali aku mencoba bunuh diri, dan akhirnya aku masih hidup
disini. Aku menciptakan ratusan monster untuk membunuhku dan hasilnya tidak
satupun dari mereka yang bisa membunuhku, justru mereka yang aku ciptakan telah
terbunuh karena sihir archamen-ku. Sudah 2 tahun terhitung sejak aku terakhir kali
aku makan, dan yang kurasakan hanya sakit tanpa kemtian. Setiap senja aku
selalu menatap matahari, terasa iri rasanya ketika hari ini berakhir, dan
hidupku tidak berakhir.
Hari
ini aku akan melanjutkan berpindah ke tempat yang jauh dari jangkauan manusia,
aku tidak ingin menyakiti makhluk hidup yang lain. Seharian aku berjalan hingga
aku melihat pantai, aku berharap tidak ada seorang pun yang ada disini. Aku
hanya duduk terdiam melihat bangkai ikan paus, rasa iri muncul sambil berucap
didalam hati, sungguh beruntung ikan paus ini bisa mati. Kudengar suara tangisan
dari arah kejauhan yang membuatku berpaling dari lamunanku, aku melihat seorang
bocah yang menangis kencang sedang dikejar oleh pasukan dewan sihir. Bocah ini
berteriak dari kejauhan meminta tolong kepadaku, aku merasa iba dan memutuskan
untuk membantunya. Aku biarkan bocah itu lari melewatiku dan aku menghadang
para pasukan dewan sihir dengan kemampuan sihir yang aku bisa. Tidak seorang
pun dari pasukan dewan sihir aku biarkan melewatiku, hingga aku dengar suara
kuda yang mengikik dari kejahuan, segerombolan pasukan dewan sihir datang
dengan menunggangi kuda. Kepalaku terasa pusing, dan aku terjatuh tersungkur.
Dengan mata masih terbuka, aku lihat sekali lagi bagaimana sihir archamen
keluar merenggut nyawa para pasukan dewan sihir. Gerombolan pasukan berkuda
yang melihat sihir archamen, seketika berhenti sambil ketakutan dan berteriak
memberi perintah untuk mundur karena spriggan sang penyihir kegelapan ada di Kalimaya.
Bocah
yang aku tolong itu kembali menghampiriku, aku langsung memintanya untuk
menjauh, bagaimanapun juga archamen bisa keluar kapan saja. Namun bocah ini
bertanya dengan polos apakah aku benar-benar spriggan sang penyihir kegelapan
yang terkenal itu. Aku menjawab iya, akulah spriggan yang terkenal itu. Aku
berbincang-bincang cukup lama, sekarang aku paham kenapa bocah ini dikejar oleh
pasukan dewan sihir. Bocah ini mengambil bunga fuchsia yang memiliki khasiat
menyembuhkan ibunya yang sedang sakit.
Aku
mengantar bocah ini kerumahnya, dan aku olah bunga fuchsia untuk kujadikan obat
bagi ibu bocah ini. Setelah ibu bocah ini sadar, tidak lama pasukan dewan sihir
mendobrak masuk kerumah dan menangkap kami bertiga. Aku dapat meloloskan diri,
namun aku tidak berhasil menolong bocah itu dan ibunya. Bocah itu dan ibunya dibawa
ke penjara, karena didakwa memiliki hubungan dengan aku yang ditolak
kehadirannya oleh negeri manapun.
Aku
pun berusaha menolong bocah itu dan ibunya, tidak kuduga, sudah banyak pasukan
yang menungguku di dekat penjara, aku balik tanah pijakan para pasukan itu
dengan sihirku, dan aku hempaskan para prajurit yang masih sanggup berdiri
dengan sihir penolak. Semua sihir yang akan mengenaiku telah tertolak menjauh.
Aku benar benar marah karena dewan sihir telah menangkap orang yang tak
bersalah. Setelah aku cari cari ternyata bocah dan ibunya berada di bawah tanah
karena akan dihukum mati. Dengan cepat aku bebaskan bocah dan ibunya, aku tidak
ingin mereka berdua mati, karena bocah itu sudah berjuang demi kesehatan ibunya
dengan mencuri bunga fuchsia. Sayangnya aku tidak bisa melepas kalung sihir
yang dipasang oleh sipir penjara dari leher mereka berdua, kami bertiga tetap
berlari dari kejaran pasukan dewan sihir yang tersisa. Tanpa aku ketahui kepala
sipir penjara berhasil menghadang kami, kemudian ia menyatukan semua jari
tangannya dan membacakan kalimat sihir. Tiba-tiba kalung sihir yang digunakan
bocah dan ibunya mengecil hingga membuat mereka berdua berteriak dan akhirnya
kepala mereka berdua terpotong karena kalung sihir itu mengecil dan kembali digenggam
oleh kepala sipir tersebut. Aku benar-benar marah dan tanpa kusadari archamen
terlepas sangat dahsyat hingga membuat hampir seluruh negeri Kalimaya hancur.
Saat aku terbangun karena melepaskan sihir yang sangat besar dengan waktu yang
singkat hingga membuatku pingsan, yang kulihat hanya tanah yang tandus dan
hewan mati dimana-mana. Kembalilah aku bersedih dan benar-benar bingung harus
berbuat apa lagi.